Stres Tidak Hanya Melelahkan Tapi Juga Picu Obesitas

20.01 0 Comments

Hampir setiap orang pernah mengalami stres, baik laki-laki maupun perempuan. Stres diyakini dapat membuat seseorang yang mengalaminya jerap kali kelelahan. Namun tahukah anda ternyata  Stres Tidak Hanya Melelahkan Tapi Juga Picu Obesitas

Selamat datang kembali di salah satu situs resmi Alfian Herbal yang merupakan tempat penjualan obat herbal online terbesar dan terpercaya yang menyediakan berbagai macam obat-obatn herbal yang efektif dalam mengobati segala jenis penyakit mulai dari penyakit ringan sampai penyakit berat. Salah satunya adalah menyediakan Koloklin Capsule yang merupakan obat untuk mengatasi kurang gizi sekaligus sebagai obat untuk mencegah kurang gizi. Kami tidak hanya memberikan solusi pengobatan penyakit dengan menggunakan produk kami, karena kami juga akan memberikan informasi mengenai semua yang berkaitan dengan kesehatan, jika sebelumnya kami telah mengutif artikel mengenai Cara Keramas Yang Salah Bisa Bikin Punggung Jerawatan nah di kesempatan ini, pembahasan kami adalah mengenai 'Stres Tidak Hanya Melelahkan Tapi Juga Picu Obesitas' simak saja langsung informasi berikut ini.

stres-tidak-hanya-melelahkan-tapi-juga.html

Stres Tidak Hanya Melelahkan Tapi Juga Picu Obesitas | Para peneliti di Inggris membandingkan tingkat stres dan berat badan lebih dari 2.500 pria dan wanita diatas umur 54 tahun yang berpartisipasi dalam English Longitudinal Study of Ageing. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity melihat tingkat hormon stres, yang disebut kortisol di rambutnya yang dikumpulkan dari peserta.
"Kami menemukan kadar kortisol di rambut akan positif dan signifikan berkolerasi dengan lingkar pingga menjadi lebih besar dan indeks massa tubuh lebih tinggi" kata Sara Jackson, peneliti di  Epidemiology and Health di University College London, Inggris.
Hal tersebut membuktikan, stres kronis dikaitkan dengan risiko lebih tinggi obesitas. Kortisol adalah hormon yang diproduksi delenjar adrenal yang dilepaskan ke dalam aliran darah pada saat stres. Selain menekan peradangan dan mengatur tekanan darah, kortisol membantu menjaga pasokan yang menstabilkan gula darah dan memberikan dorongan energi untuk menangani keadaan darurat pada tubuh.
"Kortisol mengalirkan glukosa ke otak, menjaga hal-hal yang terjadi selama stres serta berperan besar dalam metabolisme, komposisi tubuh, dan akumulasi lemak tubuh," tambah Sarah, sebagaimana dikutip dari CNN
Pelepasan kortisol dipicu oleh reseptor yang padat terletak di jaringan lemak visceral (jenis lemak yang mengelilingi organ-organ tubuh) yang dapat menjelaskan hubungan berat badan dan penurunan berat badan.
Kortisol biasanya diuji melalui darah, urine, atau air liur. Kadar kortisol berfluktuasi sepanjang hari tergantung pada waktu hari, apa yang Anda makan, situasi stres yang mendadak, dan penyakit. Itu sebabnya uji klinis pada darah, urine, dan air liur dapat menunjukkan ukuran yang tidak baik terhadap stres jangka panjang.

Stres Dan Obesitas

Penelitian menunjukan, tingkat kortisol juga dapat dideteksi dalam folikel rambut. Hasil penelitian menunjukan, paparan kortisol tingkat kronis mungkin berperan terhadap obesitas. Namun para peneliti tidak bisa membangun sebab dan akibat yang benar.
"Obesitas pada orang yang dipelajari kemungkinan sudah berkembang bertahun-tahun sebelumnya. Artinya, nilai-nilai kortisol rambut yang tinggi ini mungkin hanya mencerminkan stres sosial atau biologis yang berhubungan dengan obesitas. Misalnya, stigma sosial bahwa orang dengan obesitas sering menderita sehingga dapat menyebabkan stres dan tingkat kortisol tinggi," kata Susan Freid, profesor an direktur translasi adiposa biologi dan obesitas di Diabetes Metabolism Obesity Institute.

 #Meredakan Ketegangan

Para peneliti akan terus menimbang dan mengukur peserta penelitian tiap empat tahun untuk menentukan, bagaimana cara stres memengaruhi massa tubuh dari waktu ke waktu.

Sarah juga menyarankan, orang-orang yang mengalami stres kronis dapat mencari cara untuk meredakan ketegangan (selain makan) seperti meditasi atau yoga.
"Ada banyak bukti, kortisol memengaruhi nafsu makan dan pilihan kenikmatan makanan yang berkalori tinggi. Jadi, saya tahu itu sulit (untuk menghindari makan). Tapi itu cara terbaik untuk mengelola stres dan menghindari makanan sebagai penopang untuk menghilangkan stres," tutupnya.
Nah demikianlah penjelasan seputar Stres Tidak Hanya Melelahkan Tapi Juga Picu Obesitas yang dapat kami kutif menurut beberapa sumber. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan baru anda. Terima kasih atas kepercayaan anda untuk mengunjungi situs kami.

Stres Tidak Hanya Melelahkan Tapi Juga Picu Obesitas

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: